PERMASALAHAN LALU LINTAS
Permasalahan
transportasi di Indonesia, terutama lalu lintas darat sangat beragam. Permasalahan
lalu lintas biasanya tumbuh lebih cepat dari upaya untuk melakukan pemecahan
permasalahan transportasi sehingga mengakibatkan permasalahan menjadi bertambah
parah dengan berjalannya waktu. Banyaknya permasalahan lalu lintas, harusnya
mengugah kita untuk sadar dan membenahi sistem transportasi yang ada. Untuk
bisa memecahkan permasalahan lalu lintas perlu diambil langkah-langkah yang
berani atas dasar kajian dan langkah-langkah yang pernah dilakukan dikota-kota
lain. Permasalahan lalu lintas yang ada antara lain :
1.
Pertumbuhan kendaraan yang sangat tinggi
Pertumbuhan pemilikan kendaraan
pribadi yang sangat tinggi antara 8 sampai 13 persen setahun yang pada
gilirannya digunakan di jalan sehingga bebabn jaringan jalan menjadi semakin
berat. Tingkat pemilikan kendaraan dikota-kota besar sudah mencapai angka 300
an kendaraan per 1000 orang, suatu angka yang sangat tinggi. Pemilikan
kendaraan pribadi ini didominasi oleh sepeda motor hampir sebesar 80 persen. Angka pemilikan
kendaraan yang tinggi ini pada gilirannya mengakibatkan permasalahan parkir
yang cukup serius dengan seringnya dilakukan pelanggaran parkir.
2.
Tidak memadainya pelayanan angkutan umum
Angkutan umum yang tidak memadai mendorong masyarakat untuk tidk menggunakan
angkutan umum dan lebih memilih kendaraan pribadi sebagai alat transportasinya.
Permasalahan pelayanan angkutan umum yang dihadapi pemerintah daerah khususnya
dikawasan perkotaan diantaranya adalah:
Pada trayek-trayek tertentu jumlah bus yang melayani angkutan tidak
mencukupi, khususnya pada saat permintaan puncak, tapi pada trayek lainnya
terkadang sangat melebihi kebutuhan sehingga pada gilirannya untuk
mempertahankan operasi operator menterlantarkan kualitas pelayanan,
Ukuran kendaraan tidak sesuai dengan permintaan yang ada, di banyak kota
pelayanan angkutan pada koridor utama dengan permintaan yang tinggi dilayani
dengan angkutan umum ukuran kecil/angkot yang kapasitas angkutnya hanya pada
kisaran 10 orang.
3.
Kualitas angkutan yang sangat tidak memadai
4.
Jadwal yang tidak teratur
Permasalahan yang dihadapi yaitu Fasilitas perhentian yang tidak
memadai, atap bocor, tidak dilengkapi dengan informasi jaringan angkutan umum
yang melewati perhentian tersebut, tidak dilengkapi dengan jadwal.
5.
Kemacetan
lalu lintas
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya yang ditandai dengan
menurunnya kecepatan perjalanan dari kecepatan yang seharusnya atau bahkan
terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah lalu lintas
kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan merupakan permasalahan yang umum
terjadi dan banyak terjadi di kota-kota besar yang pada gilirannya
mengakibatkan kota menjadi tidak efisien dan bisa mengakibatkan kerugian
ekonomi yang tidak sedikit.
Bila dibandingkan dengan kota-kota dunia kota-kota di Indonesia
mempunyai ratio infrastruktur transportasi dengan luas lahan yang cenderung
rendah, sebagai contoh, Jakarta hanya memiliki ratio sebesar 6 persen sedangkan
kota-kota di Amerika Utara berkisar diantara 25-35 persen di Eropah berkisar
antara 15 persen sampai 25 persen. Padahal jumlah kendaraan per kapita juga
sudah sangat tinggi sehingga kemacetan merupakan salah satu permasalahan di
kota-kota besar Indonesia.
6.
Kurangnya jaringan jalan untuk kendaraan
Jaringan jalan terutama di kawasan perkotaan yang tidak memiliki konsep
jaringan yang memadai yang mengakibatkan pilihan rute menuju suatu kawasan
terbatas sehingga beban jala-jalan tertentu menjadi sedemikian padatnya. Hal
ini diperparah dengan jumlah kendaraan yang sangat tinggi, sebagai contoh
Panjang jalan untuk setiap kendaraan di Jakarta hanya mencapai 1,17 m, sehingga
kalau kendaraan disusun bumper to bumper tidak akan mencukupi panjang jalan
yang ada DKI Jakarta, dan kalau kita menggunakan kriteria lainnya yaitu panjang
jalan per kapita hanya 0,88 m, angka yang kecil kalau dibandingkan dengan
kota-kota lain didunia (kota-kota di Eropah berkisar 2,5 m/kapita dan kota-kota
Amerika Utara berkisar 5 m/kapita).
7.
Kurangnya jaringan jalan bagi pejalan kaki
Fasilitas pejalan kaki umumnya tidak mendapat perhatian yang cukup oleh
pemerintah daerah, dan kalaupun fasilitas pejalan kaki tersedia tidak didukung
dengan standar desain yang baik sehingga tidak bisa digunakan oleh penderita
cacat baik yang menggunakan kursi roda maupun yang penderita yang buta. Keadaan
ini diperparah lagi oleh pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar ataupun
digunakan untuk kendaraan parkir. Permasalahan lain yang terkait dengan pejalan
kaki adalah kurangnya fasilitas penyeberangan yang dikendalikan didaerah pusat
kota, ataupun ketidak patuhan pemakai kendaraan bermotor untuk tiodak
memberikan perioritas terhadap pejalan kaki.
8.
Tata
Ruang yang tidak terkendali
Permasalahan lainnya yang besar adalah tata ruang yang tidak terkendali
sehingga mengakibatkan berbagai permasalahan, diantaranya jalan yang tidak
teratur terutama dikawasan pemukiman dan terkadang didaerah yang kumuh
gang-gang yang ada sedemikian sempitnya sehingga bila terjadi kebakaran sulit
untuk dimasuki mobil pemadam kebakaran.
9.
Pelanggaran ketentuan lalu lintas
Pelanggaran ketentuan lalu lintas yang dilakukan masyarakat kian tambah
memprihatikan dari tahun ke tahun yang pada gilirannya akan mengakibatkan
peningkatan kecelakaan lalu lintas dengan korban meninggal ataupun luka-luka
yang tidak sedikit. Disamping itu ketidak tertiban juga akan mengganggu
kelancaran lalu lintas yang akan menurukan kecepatan perjalanan. Untuk
meningkatkan ketertiban masyarakat perlu dipelajari dan dipetakan kembali
profil pelanggaran yang dilakukan masyarakat termasuk juga pelanggaran yang
dilakukan oleh petugas. Pengamatan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh
masyarakat:
a.
Tingginya pelanggaran terhadap batas kecepatan
yang seolah-olah tidak ada batasan kecepatan yang diberlakukan hal ini terutama
menjadi masalah pada jalan yang lalu lintas sedang sepi
b.
Tingginya pelanggaran pada persimpangan yang
dikendalikan lampu lalu lintas khususnya didaerah pingiran kota. Pelanggaran
terutama tinggi dilakukan oleh pengendara sepeda motor, pengemudi angkutan umum
khususnya angkot. Pelanggaran lain yang juga terjadi bahwa pengemudi tetap
masuk persimpangan pada saat lampu sudah berubah menjadi merah dan kadang bila
lalu lintas didepannya macet pengemudi akan menghambat lalu lintas yang
mendapatkan lampu hijau dan akhirnya persimpangan akan terkunci.
Tidak berjalannya aturan penggunaan persimpangan perioritas atau
bundaran lalu lintas, pelanggaran ini pada gilirannya mengakibatkan
persimpangan terkunci. Memang pengertian masyarakat tentang hak menggunakan
persimpangan masih sangat rendah terutama pada persimpangan yang dilengkapi
dengan rambu beri kesempatan ataupun rambu stop.
Pelanggaran jalur yang dilakukan oleh pengguna jalan dengan berjalan
menggunakan jalur lawan pada jalan-jalan yang dipisah dengan median ataupun
jalan satu arah. Pelanggaran ini terutama dilakukan oleh pengguna sepeda motor.
Pelanggaran terhadap penggunaan jalan, khususnya dijalur khusus bus yang
lebih dikenal sebagai Busway.
Pelanggaran tertib penggunaan perangkat keselamatan seperti helm dan
sabuk keselamatan yang cenderung masih tinggi terutama di kawasan pinggiran
kota.
10.
Kecelakaan lalu lintas
Angka kecelakaan di Indonesia cenderung cukup tinggi bila dibandingkan
dengan negara-negara lain di Asean. Berbagai langkah perlu dilakukan untuk bisa
mengendalikan angka kecelakaan tersebut. Faktor yang menyebabkan terjadinya
kecelakaan adalah:
·
Jaringan pelayanan yang tidak memadai
·
Integrasi pelayanan yang menyangkat integrasi
phisik/tempat perpindahan, jadwal dan tiketing yang belum optimal
·
Subsidi angkutan umum tidak dikelola dengan baik
11. Manajemen
lalu lintas yang tidak optimal
Dengan segala permasalahan kemacetan lalu lintas dan angka kecelakaan
yang tinggi menjadi lebih parah kalau tidak didukung dengan manajemen lalu
lintas untuk mengurangi angka kecelakaan, mengoptimalkan penggunaan jaringan
jalan, meningkatkan efisiensi sistem transportasi.
12. Pencemaran lingkungan
Salah satu dampak negatip sebagai akibat performansi lalu lintas yang
jelek, bahan bakar yang buruk serta tehnologi kendaraan yang sudah ketinggalan
akan mengakibatkan pecemaran lingkungan. Dampak pencemaran lingkungan ini
berupa:
Emisi gas buang yang berupa gas dan partikel beracun seperti, gas CO,
HC, NOx, Benzen dan berbagai gas lainnya serta berbagai partikel seperti
senyawa karbon lepas, timbal dan berbagai partikel lainnya.
Emisi gas rumah kaca, yang saat ini dianggap sebagai pemicu terjadinya
perubahan iklim. Peran Gas rumah kaca dari sektor transportasi berada pada
kisaran 15 sampai 20 persen yang merupakan angka yang tidak kecil.
Referensi
European commision, Directorate General for Energy and Transport,
Traffic management for Land Transport, Research to increase the capacity,
efficiency, sustainability and safety of road, rail and Urban Transport
Netwoks, Belgium, 2009
Thales, Traffic management, A safe and secure system for automated
traffic management.
Diperoleh dari Dari Wikibooks Indonesia, sumber buku teks bebas
berbahasa Indonesia "http://id.wikibooks.org/w/index.php?title=Manajemen_Lalu_Lintas/Permasalahan_lalu_lintas&oldid=27120"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar